Blog berisi informasi pendidikan dan konten sejarah. Setiap detik yang berlalu adalah bagian dari sejarah.

Barang siapa belum pernah merasakan pahitnya menuntut ilmu walau sesaat, ia akan menelan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya - Imam Syafi'i

Sabtu, 24 Juli 2021

KERAJAAN ISLAM DI JAWA (PDF)

Untuk mempelajari tentang kerajaan-kerajaan islam di Pulau Jawa, silahkan pahami materi bacaan berikut. Masih banyak kerajaan-kerajaan islam di Pulau Jawa yang belum di tuliskan, namun kerajaan-kerajaan yang disebutkan merupakan kerajaan populer yang sudah banyak dikenal masyarakat Indonesia

Share:

SELAMATKAN GENERASI DENGAN LITERASI


Indonesia adalah negara yang kaya. Merupakan suatu kebanggaan bagi kita memiliki wilayah luas dan potensi alam yang sangat menjanjikan. Selain potensi alam, Indonesia memiliki sumber daya manusia yang sangat besar, jumlahnya menempati urutan ke empat terbanyak di dunia, dimana 27% diantaranya adalah pemuda yang merupakan pelaku penting bagi tumbuh dan berkembangnya budaya inovasi dan kreatif.

Indonesia mengalami peningkatan jumlah penduduk usia produktif secara signifikan. Tren peningkatan ini dikenal dengan istilah bonus demografi. Bonus demografi merupakan kondisi di mana populasi usia produktif lebih banyak dari usia nonproduktif. Indonesia sendiri diprediksi akan mengalami puncak bonus demografi pada 2030 mendatang. (https://www.bkkbn.go.id/detailpost/bonus-demografi-meningkatkan-kualitas-penduduk-melalui-keluarga di akses tanggal 12 Juli 2018).

Kondisi ini juga merupakan potensi yang besar bagi bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang maju. Pengalaman di berbagai negara menunjukkan bahwa produktivitas suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusia dalam mengelola potensi sumber daya alam yang dimilikinya.

Pemuda merupakan generasi produktif yang memiliki peran strategis bagi pertumbuhan dan kemajuan bangsa Indonesia karena mereka memiliki produktivitas tinggi di masyarakat untuk berkarya, berkreasi dan berinovasi.  Generasi muda merupakan pemegang tongkat estafet masa depan bangsa. Pemuda  merupakan generasi penerus dan pemimpin bangsa yang harus dipersiapkan dalam mencapai cita-cita bangsa.

Generasi muda atau sering disebut generasi milenial memiliki peranan besar sebagai subyek maupun sebagai obyek dalam pembangunan pada masa kini dan masa yang akan datang. Kompetensi dan daya saing pemuda merupakan bagian integral dari pembangunan karakter menghadapi tantangan global. Generasi muda Indonesia harus kompetitif  untuk menghadapi persaingan global. Tantangan global semakin berat seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi. Meningkatnya perkembangan teknologi informasi ibarat pisau bermata dua. Satu sisi memberikan kecepatan informasi sehingga memungkinkan para pemuda untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Namun pada sisi yang lain membawa dampak negatif. Informasi-informasi yang bersifat destruktif mulai dari pornografi, narkoba, pergaulan bebas hingga radikalisme dan terorisme juga masuk dengan mudahnya tanpa dapat kita bendung dengan baik.

Penyalahgunaan narkoba saat ini sudah menjadi permasalahan bagi semua kalangan termasuk pemuda. Wilayah indonesia menjadi salah satu sasaran dari penyimpangan penyalahgunaan narkoba. Bahkan dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Penanganan Narkoba 2015, pada Rabu, 4 Februari 2015, Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengatakan, situasi sekarang sudah memasuki masa “darurat” narkoba. Ancaman bagi generasi muda menjadi momok yang harus kita atasi bersama.

Menurut BNN indonesia yang dikutip dari situs  (http://www.babesrehab-bnn.info/index.php/artikel/131-ancaman-narkoba-bagi-generasi-muda tanggal 12 Juli 2018),  Berdasarkan Laporan Survei Perkembangan Penyalah guna Narkoba di Indonesia Tahun 2014, diperkirakan berjumlah sebanyak 3,8 juta - 4,1 juta orang atau sekitar 2,10% - 2,25% dari total seluruh penduduk Indonesia usia produktif. Tahun 2015 jumlah penyalah guna narkoba diproyeksikan ± 2,8% atau setara dengan ± 5,1 - 5,6 juta jiwa dari populasi penduduk Indonesia usia 10-59 tahun.

Dalam hal ini mereka yang menjadi target pasar mereka adalah kalangan pelajar mahasiswa atau dengan kata lain generasi muda bangsa. Apabila kondisi ini tidak segera ditangani maka akan timbul permasalahan yang lebih besar bagi bangsa kita dikemudian hari, karena memiliki generasi muda yang terbelenggu oleh narkoba.

Bukan hanya di kalangan generasi muda di perkotaan, bahkan sudah menjalar ke kalangan anak-anak di daerah pedesaan. Penyalahgunaan narkoba berpengaruh pada tubuh dan mental-emosional para pemakaianya. Jika semakin sering dikonsumsi, apalagi dalam jumlah berlebih maka akan merusak kesehatan tubuh, kejiwaan dan fungsi sosial di dalam masyarakat. Pengaruh narkoba pada generasi muda bahkan dapat berakibat lebih fatal, karena menghambat perkembangan kepribadiannya. Narkoba dapat merusak potensi diri, sebab dianggap sebagai cara yang “wajar” bagi seseorang dalam menghadapi dan menyelesaikan permasalahan hidup sehari-hari. Penyalahgunaan narkoba merupakan suatu pola penggunaan yang bersifat patologik dan harus menjadi perhatian segenap pihak. Meskipun sudah terdapat banyak informasi yang menyatakan dampak negatif yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan dalam mengkonsumsi narkoba, tapi hal ini belum memberi angka yang cukup signifikan dalam mengurangi tingkat penyalahgunaan narkoba.

Untuk menyelesaikan penyimpangan masalah  sosial ini, saksi hukum bukanlah satu-satunya solusi dalam menangani problema ini. Perlu adanya  sinergisitas kita dalam memberantas bahaya narkoba yaitu adanya langkah-langkah kuratif dan preventif melalui pendekatan karakter terhadap  generasi milenial. Kerjasama kolektif antar-komponen sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah ini. Generasi muda yang menjadi target dari penyalah gunaan narkoba perlu diarahkan pada kegiatan positif dan kreatif.

Salah satu kegiatan positif yang bisa di aplikasikan adalah melakukan literasi. Istilah literasi dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Inggris literacy  yang secara etimologi berasal dari bahasa Latin literatus, yang berarti orang yang belajar. Dalam bahasa Latin juga terdapat istilah littera (huruf) yaitu sistem tulisan dengan konvensi yang menyertainya. (https://www.literasipublik.com/pengertian-literasi di akses tanggal 13 Juli 2018). Sedangkan menurut Mike Baynham (1995:9), pengertian literasi berdasarkan konteks penggunaanya yaitu bahwa literasi merupakan integrasi keterampilan menyimak, berbicara, menulis, membaca dan berpikir kritis.

Dalam hal sadar literasi, pemerintah sebenarnya sudah memulai sejak akhir tahun 2015. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah meluncurkan program unggulan bernama Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang bertujuan untuk menumbuhkan budi pekerti generasi muda melalui budaya literasi (membaca dan menulis). Program ini dibuat sebagai aplikasi pelaksanaan dari Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015.

Kegiatan utama literasi di samping menulis, membaca juga mengalami perubahan paradigma. Ditjen Dikdasmen (2016:2) menyatakan kajian mengenai literasi dalam tulisan ini lebih berfokus pada keterampilan membaca. Hal ini membuat para ahli membaca menyadari bahwa membaca merupakan kegiatan yang kompleks. Proses ini melibatkan kegiatan memaknai kata dan menghubungkannya dengan unit ide atau proposisi. Kemudian pembaca menghubungkan unit ide, memaknai detil informasi, dan membangun mikrostruktur dan makrostruktur atau yang diistilahkan sebagai “the mental representation that the reader construct of the text”.

Penerapan gerakan literasi bisa dilaksanakan di berbagai  ruang lingkup. Dalam dunia pendidikan ada gerakan literasi sekolah sedangkan di masyarakat bisa diterapkan gerakan literasi berbasis komunitas. Menurut Yanni (1995:40) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis literasi dilakukan dengan mengembangkan gagasan atau ide melalui pengembangan pertanyaan-pertanyaan pada waktu menulis, kemudian mengembangkannya melalui keterhubungan antar-ide dan kontroversi dari setiap ide. 

Pembelajaran berbasis budaya literasi dalam dunia pendidikan memiliki keunggulan karena model literasi bukan hanya dimaksudkan agar siswa memiliki kapasitas mengerti makna konseptual dari wacana melainkan kemampuan berpartisipasi aktif secara penuh dalam menerapkan pemahaman sosial dan intelektual (White, 1985:56).

Pada Gerakan literasi berbasis komunitas sangat cocok untuk kalangan generasi muda. Ini bisa diwujudkan dalam komunitas Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang didirikan oleh masyarakat. Kegiatan literasi berbasis komunitas ini bisa menjadi tindakan preventif yang sangat efektif mencegah bahaya narkoba. Penyalahgunaan narkoba  biasanya berjenjang dan berkomunitas, namun perlu kita sadari bahwa penyalah gunaan narkoba dikalangan muda tidak lepas dari lemahnya pengawasan orang tua dan masyarakat. Dengan adanya komunitas Taman Bacaan Masyarakat (TBM) kegiatan komunitas generasi muda yang biasanya identik dengan image negatif akan menjadi positif.

Gerakan ini memberikan akses informasi kepada masyarakat guna mewujudkan pembelajaran sepanjang hayat. Berdasarkan riset bahwa dengan membaca kita dapat mengurangi dua kali risiko terserang penyakit Alzheimer (pikun). Dalam artikel kompas "Banyak Baca Bisa Hindari Risiko Alzheimer",   dikutip dari Smart-money.co, hasil riset terkini membuktikan bahwa otak menyukai tantangan. Nah, membaca merupakan kegiatan yang merangsang sel otak, salah satunya dendrit, yaitu komponen sel syaraf otak atau neuron. Kegiatan membaca, mengisi teka-teki silang, dan menulis terbukti mampu menurunkan gejala Alzheimer. Pasalnya, kegiatan itu dapat mengurangi akumulasi beta-amyloid atau protein berbahaya di otak yang ditemukan pada penderita Alzheimer. (https://biz.kompas.com/read/2017/08/31/154854128/banyak-baca-bisa-hindari-risiko-alzheimer. diakses tanggal 13 Juli 2018).

Selain membaca, kemampuan menulis dalam literasi juga sangat penting. Menulis dapat mengasah kepribadian atau budi pekerti seseorang. Inilah komponen yang sedang dibutuhkan bangsa ini sebagai bangsa yang multikulturalisme.Kita menyadari kebudayaan literasi di Indonesia belum tumbuh dan berkembang dengan sebagaimana mestinya. Memang membutuh waktu yang lama untuk menumbuhkan dan mengembangkan budaya literasi atau budaya baca tulis masyarakat Indonesia. Berbagai upaya pun perlu dilakukan dalam rangka menumbuhkan kebudayaan baca tulis pada masyarakat Indonesia. Karena secara tidak langsung budaya literasi telah menempatkan bangsa-bangsa kearah untuk maju dan berkembang.

Namun, yang paling penting adalah membangun kesadaran bahwa budaya literasi ini merupakan salah satu faktor kunci dalam rangka kemajuan pendidikan dan peradaban. Oleh karena itu, masyarakat harus mulai menumbuhkan kesadaran untuk membaca dan menghindari perasaan takut untuk menulis karena dengan menulis bukan hanya menuangkan pikiran dan pengetahuan yang kita punya tetapi juga dapat berbagi pengetahuan kepada orang lain.

 (Oleh Silvi Asrilah & Dyenda Azzahra)

DAFTAR PUSTAKA

 

Baynham, Mike. 1995. Literacy Practices: Investigating Literacy in Social Contexts. London: Longman.

Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.(2016). Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta: Ditjen Dikdasmen.

White, James Boyd. 1985. “The Invisible Discourse of Law: Reflections on Legal Literacy and General Education.” Essay dalam Praticia L. Stock. Essays            on Theory and Practise in the Teaching of Writing. USA: Boynton Cook      Publisher Inc.

Yanni, Robert dan Pat C. Hoy (1995) The Scriber Handbook for Writing. Boston:             Allya & Bacon.

(https://www.bkkbn.go.id/detailpost/bonus-demografi-meningkatkan-kualitas-penduduk-melalui-keluarga di akses tanggal 12 Juli 2018 pukul 21.13).

http://www.babesrehab-bnn.info/index.php/artikel/131-ancaman-narkoba-bagi-generasi-muda tanggal 12 Juli 2018,

(https://www.literasipublik.com/pengertian-literasi di akses tanggal 13 Juli 2018 pukul 21:21).

https://biz.kompas.com/read/2017/08/31/154854128/banyak-baca-bisa-hindari-risiko-alzheimer.

 

 

Share:

Jumat, 26 Februari 2021

PAHAM-PAHAM BARU DI DUNIA

 

Paham-paham baru yang memengaruhi kesadaran dan pergerakan kebangsaan Indonesia. Ada berbagai paham yang berkembang didunia.Diantara paham-paham itu ada yang memengaruhi kesadaran dan pergerakan kebangsaan Indonesia. Paham-paham baru yang berkembang di dunia yaitu:


1.      LIBERALISME

Liberalisme merupakan paham yang mengutamakan kebebasan dan kemerdekaan individu. Istilah liberalisme berasal dari bahasa Latin, libertas, yang artinya kebebasan, sedangkan dalam bahasa inggris, liberty. Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan Individu untuk memiliki tempat tinggal, mengeluarkan pendapat, dan berkumpul. Bagian terpeniting dalam liberalisme adalah individu. Paham ini dianut oleh negara Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Perkembangan paham Liberalisme melahirkan istilah sekulerisme. Konsep sekularisme yaitu suatu paham yang menyangkut ideologi atau kepercayaan yang mana senantiasa menekankankan kebebasan individu serta berpendirian bahwa paham agama/dogma agama tidak boleh dimasukkan ke dalam urusan politik, bernegara, atau institusi publik lainnya.

 

2.      SOSIALISME

Sosialisme adalah paham yang menghendaki suatu masyarakat yang disusun secara kolektif agar menjadi suatu masyarakat yang sejahtera/bahagia. Kata soslalisme berasal dan bahasa Latín socius, artinya kawan. Tujuan sosialisme adalah mewujudkan masyarakat sosialis dengan jalan mengendalikan secara kolektif sarana produksi dan memperluas tanggung jawab negara bagi kesejahteraan rakyat. Paham ini dianut oleh negara-negara berpaham komunis seperti Tiongkok dan Uni Soviet. Paham Sosialisme lahir sebagai reaksi dari terjadinya Revolusi Industri yang berjalan dengan praktik liberalisme. Industrialisasi telah memunculkan praktik kapitalisme yang lebih mementingkan individu si pemilik modal dan meminggirkan posisi kaum buruh yang merupakan bagian terbesar dari populasi masyarakat inggris. Praktik ini melahirkan ketimpangan sosial. Oleh karena itu, sosialisme berusaha mewujudkan kemakmuran bersama melalui usaha kolektif yang produktif di bawah kendali dan campur tangan pemerintah.  Tokoh-tokoh sosialisme antara Thomas More (1478-1535) menulis sebuah buku berjudul.  Selain itu ada tokoh Saint Simon (1760-1825), Robert Owen (1771-1858), dan Louis Blanc (1811-1882). Paham sosialisme melahirkan ideologi turunannya antara lain Komunisme.

 

3.      PAN-ISLAMISME 

Pan-Islamisme adalah paham yang bertujuan untuk menyatukan umat islam sedunia. Paham ini berasal dari gagasan Jamaluddin al Afgani (1839 – 1897). Ide tersebut sebenarnya secara samar-samar pernah dicanangkan oleh At Tahtawi (1801 – 1873), seorang tokoh pembaharu islam Mesir. Ia sudah menyebutkan dua ide yaitu Islam dan Patriotisme. Tokoh-tokoh gerakan islam menggunakan Pan-Islamisme sebagai ideologi perjuangannya antara lain :


  • Arabi Pasha (1841-1911) dari Mesir memimpin gerakan perlawanan terhadap           penguasaan Inggris
  • Reza Shah Pahlavi (1878-1944) yang berusaha menyatukan nasionalisme Mesir      dengan ajaran Syiah
  • Houari Boumedine (193-1978) dari Aljazair yang menggagas sosialis-nasionalis     Islam di Aljazair
  • HOS Tjokroaminoto (1882-1934) dari Indonesia mendirikan Sarekat Islam untuk   menggalang persatuan umat Islam dalam melawan kolonialisme Belanda

 

Jamaluddin al Afgani 
Sumber Foto : https://wawasansejarah.com

4.      DEMOKRASI

Demokrasi berasal dari kata Yunani, demos, artinya rakyat, dan kratos, artinya pemerintahan.Jadi, demokrasi dalam arti sempit adalah pemerintahan. Jadi, demokrasi dalam arti sempit adalah suatu system pemerintahan yang mengakui hak segenap anggota anggota masyarakat untuk ikut memengaruhi keputusan politik baik langsung atau tidak langsung. Paham ini dianut oleh Indonesia dan banyak negara dunia. Dalam praktiknya demokrasi menjadikan rakyat sebagai subjek dan objeknya.

 

5.      NASIONALISME

Nasionalisme adalah suatu paham rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air yang ditimbulkan oleh persamaan tradisi yang berkaitan dengan sejarah, agama, bahasa, kebudayaan, pemerintahaan, tempat tinggal dan keinginan untuk mempertahankan dan mengembangkan tradisinya sebagai milik bersama dari anggota bangsa itu sebagai kesatuan bangsa. Tokoh-tokoh awal nasionalisme atau pencetusnya adalah Joseph Ernest Renan, Otto Bouer, Hans Kohn, dan Louis Sneyder.

 

Share:

Rabu, 24 Februari 2021

PENCITRAAN DAN ABS DALAM SEJARAH

Jika kita mencari dalam kamus bahasa indonesia kata “pencitraan” tidak kita temukan, yang ada hanya kata Citra yang dapat diartikan menurut kamus besar bahasa indonesia sebagai rupa; gambar; gambaran atau gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi, atau produk. Namun istilah pencitraan saat ini sudah sangat populer dalam masyarakat Indonesia. Bagaimanakah sebenarnya yang dimaksud dengan pencitraan. Kata Pencitraan saat ini identik dengan sikap menunjukan sebuah perilaku yang ingin mendapatkan pujian dan sanjungan dari orang banyak atas perbuatan yang telah dilakukan. walaupun pada kenyataannya perilaku, sikap dan perbuatan yang sebenarnya tidak sesuai dengan keadaan. ibarat pepatah jauh panggang dari api. 

 

Sumber Gambar : https://www.kompasiana.com/

Menelisik kebelakang istilah pencitraan hampir mirip dengan sikap ABS (asal bapak senang) istilah ini di Indonesia sudah populer sejak zaman orde lama. Istilah ini pada awalnya merupakan nama sebuah Band  yang terbentuk untuk mengiringi tarian kesukaan Sukarno yang sering digelar di istana oleh Resimen Cakrabirawa oleh orang-orang pengawal Sukarno. “Istilah tersebut suci murni, tidak mengandung muatan politik sedikit pun. Band kami menjadi tersohor karena singkatan ini. Satu-satunya band yang dapat mengikuti kehendak Bung Karno hanya band polisi pengawal pribadi Sukarno,” kata Mangil Martowidjojo dalam Kesaksian tentang Bung Karno, 1945-1967 (1999:133).

Sumber Foto : https://jatimnet.com/

Ketika kejatuhan Soekarno istilah di identikan sebagai sindiran atau ungkapan sarkasme dengan sikap yang menggambarkan mental bawahan menjilat, dan menyenangkan atasan dengan pamrih atau balasan. Istilah ini juga semakin populer semasa orde baru. Sikap ABS mengambarkan bentuk warisan feodal yang masih melekat di bangsa kita. Mengharapkan pujian dan kedudukan dengan menunjukan perilaku baik tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

Mencoba untuk menghubungkan, maka perilaku ABS menjadi pasangan sikap yang pas dengan istilah pencitraan saat ini. Seperti sekeping mata uang logam yang bersisi dua.  Dua sikap ini tidak dapat dipisahkan dari mental pejabat dan pekerja kita. Sehingga kualitas kerja yang seharusnya di utamakan menjadi dikesampingkan. Sejarah telah banyak mencatat kejatuhan kekuasaan akibat sikap feodalisme dan penghianatan orang-orang dekat yang berperilaku Pencitraan dan ABS.  Dinasti zhou (1066 SM - 221 SM) yang pernah berkuasa di Tiongkok jatuh akibat pemberontakan bangsawan-bangsawan yang sebelumnya mendukung.  Tragedi Marcus Junius Brutus Caepio atau lebih dikenal sebagai Brutus. Merupakan seorang Senator Kota Roma yang pada akhir Republik mengkhianati, menghasut,menipu dan membunuh Gaius Julius Caesar pada 14 Maret 44 SM dan banyak lagi peristiwa sejarah lainnya, termasuk jatuhnya jabatan presiden Soekarno dan Soeharto yang dianggap akibat perbuatan Pencitraan  dan ABS bawahan.

Buruknya  dampak dari Pencitraan dan ABS  yang telah sejarah gambarkan, tentu harusnya menjadikan pelajar bagi kita untuk tidak melakukan dan melestarikan perilaku ini. Hentikanlah perilaku ini dan berorientasilah pada keberhasilan nyata kerja kita. Keberhasilan semu tak kan bisa menutupi keburukan kita. Jika gagal berdirilah, lakukan lagi lebih baik. Dan untuk pemimpin objektiflah dalam menilai. Sehingga tidak tertutup bayangan semu Pencitraan dan ABS. Pemimpin juga harus memberikan teladan dengan menunjukan transfaransi kerja dan biarlah orang lain yang menilai,karena kritik tak selamanya menjatuhkan.

Sumber Opini : dikutip sebagian dari tirto.id

Share:

Selasa, 23 Februari 2021

DERETAN PERISTIWA PENTING SEKITAR PROKLAMASI

Deretan peristiwa penting sekitar proklamasi adalah, moment bersejarah yang berkaitan dengan peristiwa seputar terjadinya proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Peristiwa ini terjada dalam moment waktu yang sangat berdekatan, sehingga untuk mempermudah mengingatnya maka kita akan lebih mudah mempelajarinya berdasarkan urutan waktu sebagai berikut :

  • 1 Maret 1945. BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dibentuk pertama kali pada waktu itu. Dokuritsu Junbi Cosakai atau sebutan lain dari BPUPKI ini dibentuk oleh pemerintah Jepang sebagai bentuk usaha mewujudkan janji Jepang dan untuk mencari perhatian dan dukungan bangsa Indonesia dalam Perang Dunia ke II. Ketuanya adalah Radjiman Wedyodiningrat dan wakil ketua Hibangase Yosio (Jepang) dan Soeroso. Menurut dokumen sejarahnya, BPUPKI berganggotakan 67 Orang terdiri atas 7 Orang Berkebangsaan jepang dan 60 Orang Indonesia.
  • 6 Agustus 1945 Kota Hirosima dibom atom oleh Sekutu. Pada 6 Agustus 1945, diperkirakan pukul 08.15 waktu Jepang, sebuah pesawat Amerika jenis B-29 bernama Enola Gay menjatuhkan Bom Atom Pertama bernama "Little Boy", yang berisi muatan setara 12.000 - 15.000 ton TNT dan diperkirakan mampu menghancurkan area seluas 13 kilometer persegi.
  • 7 Agustus 1945 Pemerintah Jepang membubarkan BPUPKI dan kemudian membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau dalam bahasa Jepang: Dokuritsu Junbi Inkai, dengan anggota berjumlah 21 orang
  • 8 Agustus 1945 Pemerintah Jepang mengundang perwakilan Indonesia Ir. Soekarno, Muhammad Hatta dan Radjiman Wediodiningrat ke Saigon menemui PM. Koiso untuk membahas kemerdekaan Republik Indonesia.
  • 9 Agustus 1945 Kota Nagasaki jepang dijatuhi bom atom kedua oleh sekutu yang diperkirakan terjadi pukul 11.02 waktu setempat. Bom ini diberikan nama “Fat Man” yang menyebabkan kota Nagasaki nyaris rata dengan tanah, menewaskan banyak populasi pendudul kota Nagasaki dan menandai berakhirnya kekuatan Jepang dalam perang dunia II melawan sekutu.
Sumber gambar : https://id.wikipedia.org/
  • 10 Agustus 1945 Pesawat yang membawa Ir. Soekarno, Muhammad Hatta dan Radjiman Wediodiningrat mendarat di Saigon, Vietnam untuk bertemu Panglima Tertinggi Jepang di Asia Tenggara Marsekal Terauchi yang kemudian pada 11 Agustus 1945 dibawa ke kota Dalat Vietnam membahas tentang persiapan kemerdekaan Indonesia Marsekal Terauchi, menginginkan tanggal kemerdekaan Indonesia dilaksanakan sekitar 24 Agustus 1945.
  • 14 Agustus 1945  Ir. Soekarno, Muhammad Hatta, Radjiman Wediodiningrat kembali dari Dalat Vietnam dan menyampaikan informasi kepada anggota PPKI
  • 15 Agustus 1945  Jepang menyatakan kekalahan dan menyerah tanpa syarat pada Sekutu, berita kekalahan yang ditutup-tutupi Pemerintah Jepang di Indoensia tersiar melalui radio DOMEI. Golongan Muda yang mendengar pidato Hirohito dari radio DOMEI adalah Sutan Syahrir. Penyerahan Resmi dari Jepang kepada sekutu dilakukan di atas kapal Missouri yang sedang berlabuh di Teluk Tokyo, 2 September 1945.
  • 16 Agustus 1945  Terjadi peristiwa Rengasdengklok yaitu peristiwa penculikan soekarno oleh Golongan muda untuk diamankan dari pengaruh jepang agar bersedia melakukan proklamasi kemerdekaan secepatnya memanfaatkan masa terjadinya Vacum of Power di Indonesia dan golongan muda berkeinginan bahwa kemerdekaan Indonesia bukan hadiah dari jepang. selain itu kekhawatiran akan terjadi pengambilan kembali Indonesia oleh sekutu.
  • 17 Agustus 1945  Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dibacakan di Kediaman Ir Soekarno Jl. Pegangsaan Timur No 56 Jakarta Pusat setelah sebelumnya direncanakan dibacakan di lapangan IKADA (Lapangan Monas), namun untuk menghindari konflik dengan jepang akibat banyaknya masyarakat yang sudah menunggu dan diawasi oleh tentara bersenjata lengkap Jepang.
Sumber : https://id.wikipedia.org/
  • 18 Agustus 1945  Sidang PPKI yang pertama. di bekas Gedung Road Van Indie di Jalan Pejambon. Dalam sidang pertama tersebut PPKI menyepakati hasilnya antara lain : Mengesahkan Undang-undang Dasar 1945 sebagai dasar negara dimana terdapat Pancasila sebagai landasannya, Memilih dan mengangkat dan menetapkan Ir Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia dan Drs. Moh Hatta sebagai wakil Presiden Republik Indonesia dan Membentuk komite Nasional untuk membantu tugas Presiden sebelum DPR/MPR terbentuk
  • 19 Agustus 1945  Sidang PPKI yang kedua yang kemudian menghasilkan keputusan yaitu : Membentuk KNIP (Daerah), Membentuk 12 Departemen dan menetapkan Menteri-menterinya dan Menetapkan pembagian wilayah Republik Indonesia atas 8 provinsi beserta Gubernur-gubernurnya.
  • 22 Agustus 1945  Sidang PPKI yang ketiga yang kemudian menghasilkan keputusan yaitu : Membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI), membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) serta pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang berfungsi untuk mengembalikan kestabilan umum sekaligus membantu korban perang di berbagai wilayah Indonesia. BKR merupakan cikal bakal dari terbentuknya TNI.
Untuk menambahkan wawasan kita tentang deretan peristiwa penting sekitar proklamasi silahkan saksikan video Arsip Nasional Republik Indonesia berikut :



Share:

Minggu, 21 Februari 2021

BANGSA EROPA DAN REMPAH-REMPAH

Bangsa Eropa dan Rempah-rempah adalah artikel tentang kedatangan bangsa eropa ke Nusantara. Nusantara adalah istilah yang dipakai untuk menyebutkan atau menggambarkan wilayah kepulauan yang membentang dari Sumatra sampai ke wilayah Papua, yang sekarang sebagian besar merupakan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kata ini pernah tercatat pertama kali dalam literatur abad Pertengahan (abad ke-12 hingga ke-16) untuk menggambarkan konsep kenegaraan yang dianut Kerajaan Majapahit. Kepulauan Nusantara terkenal akan kekayaan alamnya. Terutama ada zaman dahulu dikenal sebagai wilayah penghasil Rempah-rempah.  Kepopuleran wilayah nusantara menyebabkan banyaknya bangsa asing yang datang kewilayah ini untuk melakukan transaksi dagang. Begitu pula dengan kedatangan bangsa barat ke Nusantara. Bangsa Eropa atau sering kita sebut Bangsa Barat  datang ke Nusantara sebenarnya dipicu oleh kekayaan alam Tanah Air.

Sumber Foto : https://www.researchgate.net/

Di awali dengan prosesi jatuhnya kota Kontantinopel menjadi wilayah kekuasaan Turki Usmani, menyebabkan bangsa Eropa kesulitan mendapatkan rempah-rempah yang menjadi komoditi utama pedagang-pedagang Nusantara. Bangsa barat memahami bahwa rempah-rempah yang awalnya mereka beli di Konstantinopel berasal dari Nusantara yang memiliki tanah subur, lautan luas, keanekaragaman hayati, hingga rempah-rempah yang melimpah. Hasrat ini kemudian akhirnya mendorong bangsa Barat untuk berlayar dan mendatangi Nusantara untuk berdagang dan mendapat rempah-rempah. Kendati demikian, keinginan berdagang itu pupus karena sifat keserakahan.  Niat kemudian tergantikan dengan praktik penjajahan. Praktik monopoli  berupaya menguasai Indonesia sebagai negara penghasil rempah terbaik dan terbesar di dunia.

Perjalanan untuk menemukan jalur rempah Nusantara dimulai  oleh bangsa-bangsa eropa berikut :

1.    Portugis

Pelayaran bangsa  Portugis di mulai oleh tokoh yang bernama Bartolomeus Diaz yang berlayar sampai ke Tanjung Harapan, ujung selatan dari Afrika. Tujuannya untuk mengelilingi ujung Afrika adalah supaya menemukan rute perdagangan baru menuju ke Asia. Selain Bartolomeus Diaz, terdapat juga pelaut portugis yang bernama Vasco da Gama yang sampai ke Goa India dan Afonso de Albuquerque yang berhasil menduduki malaka pada tahun 1511 dan menandai masuknya portugis ke Nusantara.

2.    Spanyol

Penjelajahan spanyol diawali dengan keberhasilan  spanyol dalam Pelayaran Christopher Columbus. Dimana dalam eskpansinya  mengelilingi dunia serta penemuan Banua Amerika bersama Amerigo Vespucci. Kemudian juga perjalanan Ferdinand Magellan yang sampai ke filipina bersama rombongan  Juan Sebastián Elcano  yang akhirnya sampai ke Maluku dan bertemu dengan portugis yang sudah ada lebih dulu.

3.    Belanda

Penjelajahan ke nusantara rombongan Belanda ditandai dengan kedatangan rombongan kapal  Belanda yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman pada tahun 1596 diwilayah Banten. Rombongan ini kemudian diusir dari Banten karena mulai mempraktikkan monopoli dagang hingga harus pergi meninggalkan Banten kemudian belayar ke ,aluku dan kemudian balik lagi ke Belanda.

4.    Inggris

Penjelajahan samudra Inggris di pelopori tokoh antara lain Sir Francis Drake dan Pilgrim Fathe. Selain itu ada Sir James Lancester dan George Raymond diman pada pelayaran tahun 1591, Lancester berhasil mengadakan pelayaran sampai ke Aceh dan Penang, serta sampai di Inggris pada tahun 1594. Pada bulan Juni 1602, Lancester dan maskapai perdagangan Inggris (EIC) berhasil tiba di Aceh dan terus menuju Banten. Di Banten, dia mendapatkan izin untuk mendirikan kantor dagang. Selain itu juga ada pelaut Sir Henry Middleton yang mencapai Ternate, Tidore, Ambon, dan Banda dan William Dampier serta James Cook Pada tahun 1688 sering dikatakan sebagai penemu Benua Australia.

Untuk memahami lebih lengkap tentang kedatangan bangsa barat/eropa ke nusantara dan konteks hubungannya dengan rempah-rempah silahkan amati video berikut :




Share:

Sabtu, 20 Februari 2021

ZAMAN BATU

Batu adalah senjata yang paling awal digunakan umat manusia dalam mempertahankan hidupnya. Penggunaan batu pada zaman dahulu menjadi lompatan pengunaan peralatan modern yang saat ini digunakan manusia. Dengan adanya peninggalan batu dalam bentuk alat kebudayaan maka perkembangan manusia prasejarah mengenal istilah zaman batu. Zaman Batu adalah zaman ketika manusia membuat alat-alat kebudayaan dari batu di samping kayu dan tulang. Kebudayan zaman batu terjadi sebelum manusia mengenal peralatan-peralatan yang terbuat dari logam.  Dilihat dari benda peninggalan yang dihasilkan, sejarah mencatat Zaman Batu yang masuk dalam masa prasejarah/praaksara dapat diperiodisasikan menjadi beberapa bagian yaitu; Zaman Batu Tua (Palaeolitikum), Zaman Batu Tengah (Mesolitikum), Zaman Batu Muda (Neolitikum) dan Zaman Batu Besar (Megalitikum).

1.    Zaman Batu Tua (Palaeolitikum)

Zaman Batu Tua atau dikenal dengan istilah paleolitikum. Paleolitikum berasal dari bahasa yunani yaitu Paleo artinya tua dan Lithos artinya batu. Pada zaman ini ditandai dengan alat-alat batu buatan manusia yang dihasilkan masih kasar, tidak diasah atau dihaluskan.  Pada zaman ini manusia hidup dengan mengumpulkan makanan (food gathering) dan berpindah dari satu tempat ketempat lain (nomaden) untuk mempertahankan hidupnya. Di Indonesia terdapat dua kebudayaan yang dianggap menjadi peninggalan zaman Batu Tua, yaitu:

- Kebudayaan Pacitan (Pithecanthropus).

Kebudayaan pacitan ditemukan oleh G.H.R. von Koenigswald dan M.W.F. Tweedie. Alat-alat yang dihasilkan antara lain kapak genggam atau kapak perimbas (golongan chopper atau pemotong).

Sumber Foto : https://cerdika.com/kebudayaan-pacitan/
- Kebudayaan Ngandong, Blora (Homo Wajakensis dan Homo Soloensis)

Kebudayan ngandong ditemukan oleh seorang ahli yang bernama Ter Haar sekitar tahun 1931. Alat-alat yang dihasilkan terbuat dari dari tulang binatang atau tanduk rusa  berukuran besa dan flakes (alat serpih)  dari batu chalcedon yang digunakan untuk mengupas makanan.

2.    Zaman Batu Tengah (Mesolitikum)

Zaman Batu tengah atau disebut mesolithikum. Mesolithikum berasal dari kata mesos artinya tengah dan Lithos artinya batu. Zaman Batu Tengah memiliki Ciri-ciri yaitu masyarakatnya masih  Nomaden atau berpindah-pindah tempat dan mengumpulkan makanan (food gathering). Alat-alat yang dihasilkan boleh dikatakan sama dengan zaman Palaeolitikum yaitu alat-alat batu yang masih kasar. Peninggalan Zaman Batu tengah atau disebut mesolithikum  ditandai dengan ditemukan bukit-bukit kerang di pinggir pantai yang disebut Kjokkenmoddinger diperkirakan sejarawan sebagai tumpukan sampah makanan atau sampah dapur manusia pada masa itu. Peninggalan ini banyak ditemukan di sumatera bagian Utara. 

Sumber Gambar : https://www.tempatwisata.pro/wisata/Bukit-Kerang

Selain itu juga ditemukan alat-alat peninggalan berupa kapak genggam (pebble), kapan pendek (hache courte),alat pipisan (batu-batu penggiling) dan kapak-kapak dari batu kali yang dibelah. Alat-alat tersebut banyak ditemukan di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Flores.  Pada zaman ini manusia menjadikan gua-gua sebagai tempat berdiam sementara, hal ini ditandai dengan penemuan Abris sous roche. Abris sous roche adalah gua yang berbentuk ceruk pada karang yang dipakai sebagai rumah atau tempat tinggal sementara. Manusia pendukung kebudayaan Mesolitikum adalah bangsa Papua Melanosoid.

Masih Berlanjut ....

Share:

Jumat, 19 Februari 2021

“IKLAN HAGO” SENTILAN UNTUK PERLINDUNGAN PROFESI GURU.

Sumber Gambar : https://plus.kapanlagi.com

Tayangan Iklan tentang game online dari HAGO  di TV Nasional menuai kontroversi di kalangan netizen dan pemerhati pendidikan. Iklan berdurasi 30 detik, melahirkan kritik terhadap materi atau konten iklan yang telah ditayangkan. Dalam iklan tersebut, mengambarkan profesi seorang guru yang killer, galak, sedang menulis materi pelajaran Sejarah Indonesia di papan tulis dan terdapat seorang siswa sedang dihukum berdiri dengan satu kaki sambil memegang kedua telinganya. Sementara siswa lain di kelas terlihat mengikuti pelajaran dengan menahan kantuk, karena takut terkena hukuman yang sama jika bapak guru yang galak itu mengetahui muridnya tidak mencatat materi pelajarannya.

Saat guru menerangkan di kelas, seorang siswa yang datang terlambat memasuki kelas. Mengetahui kedatangan siswa tersebut, ekspresi bapak guru pun berubah. Dari semula menampakkan wajah sangar, mendadak berubah jadi lunak dan menunjukan wajah ketakutan. Bagaikan seorang pembantu guru tersebut berubah menjadi pelayan siswa yang terlihat tidak memiliki etika tersebut. Bagian inilah yang memantik kritikan tajam dari netizen, yang menganggap bahwa terdapat pelecehan terhadap guru.

Jika kita melihat dari berbagai sudut pandang, pada bagian tertentu Iklan ini, menunjukan bahwa adanya pelecehan oleh siswa terhadap profesi Guru. Namun tidak menutup diri, disatu sisi melihat kedalam konten iklan terdapat bagian yang juga menunjukan kurangnya pemahaman guru dalam menjalankan profesi, yaitu memberikan hukuman yang tidak mendidik terhadap siswa. Fenomena ini sering terjadi dalam dunia pendidikan kita, yaitu pelecehan terhadap guru dan kekerasan terhadap siswa.

Berbicara tentang pelecehan dan kekerasan terhadap guru, di negara maju seperti Amerika Serikat (AS) kekerasan terhadap guru juga sering terjadi. Berdasarkan Survei yang pernah dilakukan American Psychological Association, yaitu organisasi profesional dalam bidang psikologi menyatakan,  sekitar 80% pendidik di AS dilaporkan pernah menjadi korban kekerasan di sekolah antara 2010-2011. Tak jauh berbeda dengan kajian Departemen Pendidikan AS, pada 2011-2012 yang menyatakan sebanyak 20% guru sekolah umum dilaporkan telah dilecehkan secara verbal, 10% dilaporkan terancam secara fisik, dan 5% dilaporkan diserang secara fisik di sekolah (Jendela Pendidikan dan Kebudayaan, XXI/Maret-2108).

Terlepas dari kasus Iklan HAGO, Pemerintah Indonesia secara yuridis berdasarkan  UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam pasal 1 mengamanatkan kepada guru bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Profesi Guru secara normatif, memang telah mendapatkan perlindungan, sebagaimana ketentuan  pasal 39 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 (1) “Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, organisasi profesi, dan/atau satuan pendidikan wajib memberikan perlindungan terhadap guru dalam pelaksanaan tugas”. Rumusan undang-undang tersebut telah memberikan dan mewajibkan  adanya perlindungan kepada guru dalam tugasnya.  Juga pada ayat (2) menjelaskan ruang lingkup perlindunginya yang  meliputi “Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi hukum, perlindungan profesi, serta perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja” Ketentuan ini membedakan secara tegas tentang perbedaan antara perlindungan hukum, perlindungan  profesi, perlindungan keselamatan kerja dan perlindungan kesehatan kerja.

Aturan turunan lain yang dibuat pemerintah adalah Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 tentang Guru pun menegaskan bahwa guru berhak mendapat perlindungan dalam melaksanakan tugas dalam bentuk rasa aman dan jaminan keselamatan dari pemerintah, pemerintah daerah, satuan pendidikan, organisasi profesi guru, dan/atau masyarakat sesuai dengan kewenangan masing-masing (Pasal 40 ayat 1). Selain itu Permendikbud Nomor 10 Tahun 2017 tentang Perlindungan bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan memperkuat posisi guru dalam menjalankan tugas profesinya

Jika Landasan yuridis sudah ada, mengapa dalam kenyataan guru masih mengalami kekerasasan dalam menjalan profesinya? Hal ini disebabkan berbagai faktor, pertama, implementasi peraturan tersebut belum berjalan optimal. Lemahnya perlindungan terhadap guru adalah akibat belum berjalan sosialisasi aturan hukum perlindungan guru, terbukti dengan fakta dilapangan guru tidak mengerti tentang No. 14 Tahun 2005 tentang UU Guru dan Dosen. Kedua, orangtua belum memahami peranan seorang pendidik dalam menjalankan tugas keprofesian. Tugas guru bukan hanya mengajar tetapi juga mendidik, membina, dan membimbing siswa. Jika dalam pembinaan terdapat ketidaksesuaian maka guru dan orang tua harus berkerjasama dalam menangani masalah tersebut, untuk itu penggunaan media sosial melalui group Whatsapp orang tua dan guru, dapat menjadi solusi sebagai media komunikasi. Inilah pentingnya penguasaan teknologi. Ketiga guru dan orang tua harus aktif dalam pengawasan, mungkin kita pernah membaca meme berisi  sindiran “Guru dibayar murah untuk memperbaiki karakter dan akhlak anak-anak, sedangkan artis sinetron dibayar mahal untuk merusak akhlak anak-anak”. Terakhir belajarlah dari sejarah “Historia Magistra Vitae”.


Share:

MENELISIK KELEMAHAN PENDIDIKAN INDONESIA

Menelisik kelemahan pendidikan Indonesia.

Sumber Gambar : https://sangnanang.com/

Menelisik kelemahan pendidikan Indonesia. Pendidikan adalah unsur penting yang menentukan kemajuan suatu bangsa. Maju atau mundurnya suatu bangsa tidak lepas dari bagaimana kualitas pendidikan di negara tersebut. Melalui pendidikan berkualitas akan lahir insan cendikia dan berprestasi. Generasi cerdas inilah yang akan menjadi generasi perubahan.  Pendidikan di negeri kita tidak pernah lepas dari segala macam carut-marut. Beberapa minggu yang lalu kita mendengar keluhan pelajar menengah atas di Indonesia tentang sulitnya soal ujian nasional. Fenomena masalah ujian nasional ini seolah menjadi rutinitas yang tak pernah selesai. Selain itu kurangnya fasilitas dan permasalahan honorer seolah menambah deretan panjang bobroknya pendidikan negeri kita. Kita selalu berkutat dengan kurikulum dan kurikulum. Adminitrasi cantik tapi hasil nol. Rencana matang tapi eksekusi gagal. Sehingga wajar jika melekat istilah, ganti menteri, ganti kurikulum.

Pemerintah telah berupaya menyelesaikan masalah ini, namun solusi yang kurang tepat menyebabkan masalah ini sulit diatasi. UUD 1945 Pasal 31 Ayat 2, 3, dan Ayat 4 dengan jelas menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, pemerintah mewajibkan setiap warga negara untuk mengikuti pendidikan dasar dan wajib membiayainya serta pemerintah minimal mengalokasikan dana pendidikan sebesar 20 persen dari APBN dan APBD. Besarnya angka nominal untuk pendidikan seharusnya mampu menyelesaikan masalah pendidikan kita. 

Dalam  mengatasi problem ini kita harus memiliki konsep jangka panjang untuk pendidikan dan tidak hanya menyalahkan sepihak kepada pemerintah. Tetapi sebagai pemangku kekuasaan pemerintah memegang peranan penting. Bagaimana konsep jangka panjang, mungkin kita masih ingat, dulu pada masa pemerintahan presiden Soeharto, buku yang kita pelajari hari ini masih bisa kita wariskan kepada adik kelas dan tidak pernah kita dengar buku-buku dengan muatan konten negatif/porno. Selain itu kesejahteraan guru sudah seharusnya diprioritaskan, jika kita perhatikan gaji guru honorer, banyak yang berada dibawah gaji buruh atau pekerja kasar lainnya. Pengalaman ini pernah saya alami dan rasakan. Ketika seorang guru honorer didaerah perbatasan lebih memilih meninggalkan sekolah yang sangat membutuhkan tenanganya demi bekerja diperkebunan sawit. Alasanya sangat sederhana, gaji dikebun sawit lebih besar dan lebih menjamin hidupnya. Tugas dan beban guru juga sangat berat, secara moril sebagai ujung tombak, guru bertanggung jawab terhadap mutu pendidikan. Banyak profesi lain yang kadang menganggap guru di Indonesia sangat sejahtera, dibantu dengan tunjang profesi  dan mendapatan jatah libur yang lumayan banyak. Tetapi mereka tidak menyadari dan merasakan bagaimana beratnya perjuangan guru yang harus berkutat dengan tetek-bengek administrasi pendidikan, sehingga tak jarang karena beban admnistrasi yang begitu banyak guru melupakan kewajiban mendasar mereka yaitu belajar. Guru bukan tuhan yang maha mengetahui, guru hanyalah fasilitator untuk mentrasnsfer ilmu. Ada waktunya kemampuan guru harus diasah agar tidak mengalami ketertinggalan zaman. Perkembangan pengetahuan yang pesat harus diimbangi oleh seluruh guru Indonesia.

Selain itu perkembangan teknologi juga harus menjadi perhatian kita, generasi muda kita sangat rentan terhadap pengaruh negatif media sosial, setali tiga uang, konten-konten negatif yang begitu mudah diakses juga didukung dengan tayangan-tayangan yang tidak mendidik dari layar kaca kita. Sudah sepatutnya kita mengkoreksi ini untuk menekan penyalahgunaan teknologi. Pengawasan orang tua sangat dibutuhkan hal ini. Orang tua tidak boleh lepas tangan terhadap pendidikan dan pengawasan anaknya, orang tua dan guru harus saling melengkapi, bekerjasama agar anak kita tidak menjadi korban zaman now.

Kemudian kita juga harus sadar menilai kesuksesan sebuah pembelajaran bukan dari sekedar angka atau kuantitas.. Jika kita selalu berorientasi pada angka, seperti berapa angka kelulusan, nilai tertinggi yang dicapai dan segala macamnya, maka akan dengan mudah terjadi manipulatif atau kebohongan. Tapi cobalah nilai pendidikan dari karakter yang dilahirkan. Maka sekolah akan berlomba-lomba untuk melahirkan generasi yang berkarakter dan kreatif. Selain itu jangan bebani anak didik kita dengan jam belajar yang lama, lama atau sebentar tidak menjamin kualitas. Finlandia telah membuktikan bahwa pola pendidikan dengan waktu singkat bisa menempatkan mereka diantara negara dengan kualitas pendidikan yang baik.

Terakhir kita berharap melalui moment pendidikan nasional tahun ini, pendidikan dinegara kita menjadi lebih baik sesuai dengan moto hari pendidikan nasional kita “Menguatkan Pendidikan Memajukan Kebudayaan”


Share:
Guru Sejarah Muda. Diberdayakan oleh Blogger.