Jika kita mencari dalam kamus bahasa indonesia kata “pencitraan” tidak kita temukan, yang ada hanya kata Citra yang dapat diartikan menurut kamus besar bahasa indonesia sebagai rupa; gambar; gambaran atau gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi, atau produk. Namun istilah pencitraan saat ini sudah sangat populer dalam masyarakat Indonesia. Bagaimanakah sebenarnya yang dimaksud dengan pencitraan. Kata Pencitraan saat ini identik dengan sikap menunjukan sebuah perilaku yang ingin mendapatkan pujian dan sanjungan dari orang banyak atas perbuatan yang telah dilakukan. walaupun pada kenyataannya perilaku, sikap dan perbuatan yang sebenarnya tidak sesuai dengan keadaan. ibarat pepatah jauh panggang dari api.
Sumber Gambar : https://www.kompasiana.com/
Menelisik kebelakang
istilah pencitraan hampir mirip dengan sikap ABS (asal bapak senang) istilah
ini di Indonesia sudah populer sejak zaman orde lama. Istilah ini pada awalnya
merupakan nama sebuah Band yang
terbentuk untuk mengiringi tarian kesukaan Sukarno yang sering digelar di
istana oleh Resimen Cakrabirawa oleh orang-orang pengawal Sukarno. “Istilah
tersebut suci murni, tidak mengandung muatan politik sedikit pun. Band kami
menjadi tersohor karena singkatan ini. Satu-satunya band yang dapat mengikuti
kehendak Bung Karno hanya band polisi pengawal pribadi Sukarno,” kata Mangil
Martowidjojo dalam Kesaksian tentang Bung Karno, 1945-1967 (1999:133).Sumber Foto : https://jatimnet.com/
Ketika kejatuhan Soekarno istilah di identikan sebagai sindiran atau ungkapan sarkasme dengan sikap yang menggambarkan mental bawahan menjilat, dan menyenangkan atasan dengan pamrih atau balasan. Istilah ini juga semakin populer semasa orde baru. Sikap ABS mengambarkan bentuk warisan feodal yang masih melekat di bangsa kita. Mengharapkan pujian dan kedudukan dengan menunjukan perilaku baik tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Mencoba untuk menghubungkan, maka perilaku ABS menjadi pasangan sikap yang pas dengan istilah pencitraan saat ini. Seperti sekeping mata uang logam yang bersisi dua. Dua sikap ini tidak dapat dipisahkan dari mental pejabat dan pekerja kita. Sehingga kualitas kerja yang seharusnya di utamakan menjadi dikesampingkan. Sejarah telah banyak mencatat kejatuhan kekuasaan akibat sikap feodalisme dan penghianatan orang-orang dekat yang berperilaku Pencitraan dan ABS. Dinasti zhou (1066 SM - 221 SM) yang pernah berkuasa di Tiongkok jatuh akibat pemberontakan bangsawan-bangsawan yang sebelumnya mendukung. Tragedi Marcus Junius Brutus Caepio atau lebih dikenal sebagai Brutus. Merupakan seorang Senator Kota Roma yang pada akhir Republik mengkhianati, menghasut,menipu dan membunuh Gaius Julius Caesar pada 14 Maret 44 SM dan banyak lagi peristiwa sejarah lainnya, termasuk jatuhnya jabatan presiden Soekarno dan Soeharto yang dianggap akibat perbuatan Pencitraan dan ABS bawahan.
Buruknya dampak dari Pencitraan dan ABS yang telah sejarah gambarkan, tentu harusnya menjadikan pelajar bagi kita untuk tidak melakukan dan melestarikan perilaku ini. Hentikanlah perilaku ini dan berorientasilah pada keberhasilan nyata kerja kita. Keberhasilan semu tak kan bisa menutupi keburukan kita. Jika gagal berdirilah, lakukan lagi lebih baik. Dan untuk pemimpin objektiflah dalam menilai. Sehingga tidak tertutup bayangan semu Pencitraan dan ABS. Pemimpin juga harus memberikan teladan dengan menunjukan transfaransi kerja dan biarlah orang lain yang menilai,karena kritik tak selamanya menjatuhkan.
Sumber Opini : dikutip sebagian dari tirto.id
0 komentar:
Posting Komentar