Sumber gambar : https://www.republika.co.id/ |
Dunia Islam mengenal namanya dengan nama Ibnu Sina. Nama ini populer dan sering di jadikan sebagai nama-nama rumah sakit. Ibnu Sina merupakan seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter pada abad ke-10. Ibnu Sina juga populer dikalangan orang-orang eropa dengan sebutan Avicenna. Namun banyak orang yang tidak mengetahui bahwa Ibnu Sina merupakan salah satu tokoh muslim yang memiliki julukan Bapak Kedokteran Dunia dan Bapak Kedokteran Modern.
Ibnu Sina lahir di Afshona, yaitu salah satu daerah di Uzbekistan. Ibnu Sina lahir pada tahun 370 Hijriah bersamaan dengan tahun 980 Masehi. Ibnu Sina, memiliki nama lengkap Abu Ali al-Husein bin Abdullah bin Hassan Ali bin Sina. Ayahnya bernama Abdullah dan ibunya setareh. Sejak kecil ia memiliki minat belajar yang sangat tinggi. ini juga didukung oleh faktor keluarga beliau yang bekerja pada pemerintahan dan merupakan orang-orang yang terdidik pada masa itu. Ayahnya juga merupakan seorang pendidik disamping bekerja pada pemerintahan dinasti Samaniyah.
Dinasti Samaniyah merupakan pemerintahan Islam di Iran dari 819 Masehi hingga 999. Kekaisaran ini berpusat di Khorasan dan Transoxiana. Dinasti Samaniyah berhasil menciptakan kota Bukhara sebagai kota budaya dan ilmu pengetahuan yang terkenal di seluruh dunia. Jika dilihat pada masa kini, kekaisaran mencakup seluruh Afghanistan, sebagian besar Iran, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan, Kirgistan, Kazakhstan, dan Pakistan.
Pada masa kecil Ibnu Sina belajar Al-Quran dan sastra dari ayahnya. saat Ibnu Sina berusia 10 tahun, dirinya sudah mampu menghafal Al-Quran. namun ada juga sumber mengatakan ia telah menghafal al- Quran di usianya yang sangat belia, yakni saat ia berusia 7 tahun. Disamping mempelajari sastra dan Al-Quran, ibnu sina juga mempelajari bidang keilmuan lainnya, seperti matematika, geometri, fikih, sains, dan kedokteran. Kemampuan ibnu sina dibidang kedokteran dibuktikannya dengan mampu mengobati Sultan Bukhara yang bernama Nuh Ibnu Mansur pada usia belasan tahun. Peristiwa inilah yang semakin mempopulerkan dan melambungkan namanya sebagai ahli dibidang kedokteran. Ibnu sina juga berpandangan sakit tak selalu hanya disebabkan oleh fisik yang lemah, tapi juga bisa disebabkan karena kejiwaan yang bermasalah.
Salah satu alasan kuat lainnya mengapa Ibnu Sina dijuluki sebagai Bapak Kedokteran, karena dirinya membuat sebuah karya yang dijuluki karya agung dengan judul Al-Qanun fi at-Tibb (The Canon of Medicine). Buku ini memiliki beberapa isi pokok bahasan. Salah satunya mengenai definisi ilmu kedokteran yang disertai dengan penjelasan detail mengenai organ dari tubuh manusia. Buku ini pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan pernah menjadi buku standar universitas-universitas Eropa sampai akhir abad 17 M. buku tersebut pernah diterbitkan di Roma tahun 1593 M, dan di India tahun 1323 H.
Menurut catatan sejarah Ibnu Sina wafat pada tahun 428 Hijriah atau 1037 tahun Masehi. Ibnu Sina wafat di Hamedan yang merupakan kota di barat laut Iran.
Sebagai seorang ilmuan, Ibnu Sina juga banyak menciptakan karya yang menjadi sumbangsih bagi ilmu kedokteran dan banyak ilmu lainnya. Beberapa karya Ibnu Sina tersebut diantaranya pada ilmu filsafat, alkimia, geologi, teologi Islam, astronomi, psikologi, matematika, logika, fisika, hingga karya-karya dibidang sastra, seperti karya puisi. Selain Al-Qanun fi at-Tibb (The Canon of Medicine) ada beberapa karya ibnu sina antara lain :
- Asy-Syifa dalam Al-Quran berarti kesembuhan atau penawar. Isinya membahas tentang fisika/at Thabi’iat, metafisika/Ilahiyyat, matematika/ar Riyaadhiyat dan logika/Mantiq. Kitab ini adalah kitab flsafat yang terpenting dan terbesar dari Ibnu Sina, dan terdiri dari empat bagian, yaitu: logika, fisika, matematika, dan filsafat (ketuhanan). Dalam bahasan latin, kitab ini di kenal dengan nama Sanatio.
- An-Najat. Kitab ini merupakan ringkasan atau bagian dari kitab as-Syifa, dan pernah diterbitkan bersama-sama dengan buku Al-Qanun dalam ilmu kedokteran pada tahun 1593 M di Roma dan pada tahun 1331 M di Mesir.
- Al-Hikmat al-Masyriqiyyah. Buku ini banyak dibicarakan orang, karena memuat bagian logika. Ada yang mengatakan bahwa isi buku tersebut mengenai tasawuf, tetapi menurut Carlos Nallino, berisi filsafat Timur sebagian imbangan dari filsafat Barat.
- Al-Isyarat wat-Tanbiat. Kitab ini adalah Kitab terakhir dan yang paling baik, dan pernah diterbitkan di Leiden pada tahun 1892 M, dan sebaginya diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis. Kemudian diterbitkan di Kairo lagi pada tahun 1947.
0 komentar:
Posting Komentar